ROH ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA
Makalah
Untuk
memenuhi Tugas mata kuliah Theologia Perjanjian Lama 2
Yang
diajarkan oleh Pdt. Dina Elisabeth Latumahina, M.Th
KELOMPOK 3
Amita
Prissila
Gunadi
Saferius
Gaurifa
Sulianus
Susanto
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ABDI TUHAN
INJILI
ANJONGAN, FEBRUARI 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
bab pertama ini kelompok akan menguraikan beberapa pokok penting dalam
penulisan makalah, antara lain:
Latar Belakang Masalah
Roh Allah
pertama kali disebut dalam Alkitab pada saat penciptaan Menurut Kejadian 1:2
“Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air” kata (Ibrani) yang kita
terjemahkan sebagai “ROH” adalah ruach yang
bisa berarti “roh”, “angin” atau “Nafas”.[1]
Roh Allah atau “angin yang dahsyat” atau “Kuasa Allah”[2]
dalam Kamus Gering, Sabda: (nafas). Menurut paham
orang Ibrani ialah berpokok pada akal (pengertian), yang dapat dikenal dari
pokok pernafasan, penghidupan (badaniah) dan jiwa. Rohul Kudus atau Roh Suci
dipandang sebagai oknum ketiga dari Allah.[3] Roh Allah “berdiam”
atau “Tinggal”.
Dalam hal penciptaan alam semesta;
”Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dan Allah berfirman, jadilah
terang: lalu terang itu jadi.” (Kej. 1:2,3). Roh Allah adalah sumber dari
segala sesuatu yang telah diciptakan, ”Oleh nafasNya langit menjadi cerah,
tanganNya menembus ular yang tangkas” (Ayub 26:13).
Rumusan
masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini antara lain:
1.
Bagaimana asal
mula adanya Roh Allah dalam PL?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Roh Allah?
3.
Bagaimana
pekerjaan Roh Allah
dalam PL?
4.
Apa perbedaan
roh dan Roh Allah?
5.
Bagaimana
kekuatan Roh Allah dalam PL?
Batasan masalah
Dalam penulisan makalah ini kelompok membatasi masalah, hanya membahas Roh Allah dan
perananNya dalam PL.
Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui
asal mula adanya Roh Allah dalam PL
2.
Untuk mengetahui
pengertian Roh Allah
3.
Untuk mengetahui
pekerjaan Roh Allah
dalam PL
4.
Untuk mengetahui
perbedaan roh dan Roh Allah dalam PL
5.
Untuk mengatahui
kekuatan Roh Allah dalam PL
6.
Untuk memenuhi
tugas akademis dalam mata kuliah PL 2, yang diajarkan oleh: Pdt. Dina Elisabeth
Latumahina, M.Th.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Dalam
bagian ini kelompok akan membahas beberapa pokok pembahasan penting yang
menyangkut Roh Allah dalam Perjanjian Lama, antara lain:
A. Pengertian Roh Allah
Roh ialah suatu oknum yang tidak
terlihat oleh kita dan yang tidak berbentuk atau berwujud. Roh itu tidak
mempunyai batasan seperti manusia. Jadi kalu kita mengatakan “Allah itu Roh”,
berarti Allah tidak ada rupanya, tidak bertubuh seperti kita, tidak terlihat
oleh kita dalam keadaan kita sekarang. Tuhan Allah tidak dapat dilukiskan atau
dibatasi dengan akal budi kita. Kita mengenal Allah bersekutu dengan Allah
dengan roh atau jiwa kita, bukan dengan panca indera manusia. Lihat Ulangan
4:15-18; Yesaya 40:25; dan Keluaran 20:24. Ayat-ayat tersebut menjelaskan
bahwa, tidak seorangpun yang pernah melihat Allah dan oleh karenanya tidak
dapat melukiskan Dia. Allah tidak berasal dari dunia ini, oleh sebab itu tidak
kelihatan oleh mata jasmani kita yang sekarang.[4]
B.
Roh
Allah Dalam Alkitab perjanjian Lama
Bahasa
Ibrani Roh adalah “Ruakh”, terdapat 378 kali dalam Perjanjian Lama, bagian
terbesar pemakaiannya mengacu pada manusia, tetapi kebanyakannya berkaitan
dengan yang supra alami. Kata benda “ruakh”
berasal dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas yang kuat dari
hidung. Kadang-kadang kata itu berarti “pusat hidup” searti dengan “nefesy”, tetapi dalam arti itu jumlahnya
sedikit dan umumnya ruakh berarti
bernyawa berkaitan dengan nefesy, mahkluk
hidup.[5]
Ruakh sering
berati “angin” dan sering pula dianggap
berkuasa dan bisa merusak (misalnya: Kel 10:13; 14:21; Ayb 21:18; Mzm 1:4;
35:5; 107:25; Yeh 1:4; I Raj 19:11). Tetapi selalu dikendalikan Allah untuk
melaksanakan kehendakNya (bdk Am 4:13, Ayb 28:25; Mzm 104:3). Keimanenan Allah
akan menjadi nyata bila kehendakNya dinyatakan oleh RohNya (bnd Mzm 104; 139),
Kajadian 1:2 adalah pemakaian pertama ruakh
memakai arti itu (bnd Ayb 32:8; 33:4). Dalam Mazmur 51:12; Yesaya 63:10-11,
terdapat ungkapan “Roh Kudus”. Kendati banyak ayat menggunakan ungkapan Roh
Kudus dengan sifat tidak berpribadi, tapi kegiatan, oengetahuan dan kodrat yang
dikaitkan kepada Roh itu mengacu kepada kepribadian dan keilahian.[6] Roh
yang melayang-layang.
Salah
satu ayat yang paling membinggungkan adalah kejadian 6:3 “Roh –Ku tidak akan
selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging,
tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja” kata yang kita terjemahkan
sebagai “berdiam” ini juga bisa diterjemahkan menjadi “tinggal” atau bergulat
atau Remain itu (tetap tinggal di dalam)” seperti dalam berbagai terjemahan
modern. Tetapi tidak ada yang sependapat mengenai arti ayat ini. Meskipun
demikian, karena ayat ini terdapat dalam kisah tentang Tuhan yang melihat bahwa
perginya Roh Allah seperti yang terlihat melalui makin pendeknya umur manusia
adalah tanda reaksi Tuhan yang adil terhadap dosa.[7]
Tri
tunggal maha kudus dalam perjanjian lama.
Kejadian
pasal 18 adalah tentang Tuhan yang menampakan diri kepada Abraham ketika dia
sedang duduk di depan pintu kemahnya. Tetapi Tuhan menampakan diri dalam wujud
tiga laki-laki. Abraham menyambut dengan ramah dan dia (Tuhan-tetapi mana di
antara ketiga orang itu yang berbicara?) bernubuat pada Abraham pada bagiaan
ini berbicara mengenai “Tuhan dan Dia “ tetapi juga menegaskan tamu Abraham ada
tiga laki-laki bukan hanya satu.
Menurut kesaksian Perjanjian Lama,
Allah adalah “ruach” (=roh) bukan dalam arti yang salah seperti yang masih
terdapat diantara banyak jemaat, yaitu bahwa Ia tidak Nampak (tidak kelihatan)
dank arena itu hadir dimana-mana.[8]
Dalam hal ini Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa Yahwe adalah Allah yang
bernafas, Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Dan bahwa sebagai Allah yang
demikian, Ia adalah sumber hidup dari segala sesuatu yang ada didunia ini.
Khususnya dari manusia hal itu dapat kita lihat dalam permulaan Kitab Suci
(Kej. 2:7): “Tuhan Allah… menghembuskan nafas hidup (=nesyema) kehidupan
(=nefesy chayya). Dimana Allah ada,
dimana Ia hadir dan bertindak, disitu “ruach”-Nya aktif, bekerja. Kesaksian ini
penuh dalan Kitab Suci beberapa contoh terdapat dalam (Hak.
3:10;11;29;13;25;14:6;15:14; Yeh. 1:12,20;2:2-3,24; Zak. 12:1, dll). Sesuai dengan
itu ahli “Martin Buber- yang
menerjemahkan Kej. 1:2 sebagai berikut “dan suatu tofan Allah (= dan suatu
tofan Allah yang dahsyat) bertiup dengan kencang diatas permukaan air”.
C.
Berbagai
pandangan mengenai Roh Allah
Di
dalam Kejadian 1:2, Van Selms (1967)
menerjemahkan “dan angin Allah melayang-layang diatas permukaan air.
Menurut Dia terjemahan ini lebih baik dari pada terjemahan Ibn Ezra “suatu
tofan yang dahsyat menggoncangkan (= menggentarkan) permukaan air. Mempunyai
terjemahan yang terdapat dalam PL theofania seperti yang terdapat dalam (Kej.
3:8; 2 Sam 5:54 dsb).
Fungsi
pertama dari Roh yang pertama dari ketuju Roh, yaitu Roh Tuhan terlihat di
didalm Yesaya 61:1 Roh Tuhan ALLAH ada
padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang
yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” Roh Tuhan sebagaimana
dapat kita lihat di dalam Yesaya 61:1 merupakan untuk khotbah dan berbicara
dengan Allah.[9]
D.
Pekerjaan
Roh Allah Dalam Perjanjian Lama
Dalam
Perjanjian Lama ada lima segi pekerjaan Roh
1.
Pekerjaan
Roh di dalam penciptaan
Roh
melayang-layang diatas permukaan air (Kej 1:2), membentuk manusia (Kej 2:7),
mencerahkan langit (Ayb 26:13), memelihara kehidupan binatang dan membaharui
permukaan bumi (Mzm 104:30). Roh itulah ruakh
(“nafas” “angin”) Allah, tenaga dan kekuatan Allah, asas dari kehidupan
manusia dalam segala seginya. Manusia (Roh, jiwa dan tubuh) terbuka bagi kuasa
Roh Allah. Roh manusia adalah “pelita Tuhan” (Amsal 20:27) bila berada dalam
Roh Tuhan. Bila roh manusia mempunyai hubungan yang benar dengan Roh Allah,
maka ia memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. Dalam Perjanjian Lama manusia
empunyai roh atau roh adalah sinonim dari ia mempunyai hati atau ia adalah
pribadi. Tetapi kerena dosa, manusia menjadikan dirinya menjadi pusat hidupnya.
Dalam keadaan ini ia merusak kepribadiannya sendiri, tidak menghormati Allah
dan mebnghinakan RohNya. Tetapi bila kepribadiannya berpusat pada Roh Allah
maka ia mempermuliakan Allah.
2.
Pekerjaan
Roh didalam melengkapi manusia bagi pelayanan
Roh datang apda orang
yang dipilih oleh Allah untuk tugas tertentu dan menganugerahkan kecakapan
untuk mengemban tugas itu, misalnya keahlian (Keluaran 31:3), kepemimpinan
(Hakim-hakim 3:10), kekuatan badani (Hakim-hakim 14:6). Hal itu dibuatNya tanpa
harus mengubah moral orang itu.
3.
Pekerjaan
Roh dalam mengilhami para Nabi
Ada
kalanya mereka yang fanatic mengatakan diri digerakan oleh Roh Kudus melakukan
hal-hal yang bagi orang-orang lain adalah berlebih-lebihan. Orang-orang lain
itu sangat berhati-hati dan lebih mengerti perihal rohani. Akibatnya orang-orang
lain cenderung memisahkan diri dari kelompok fanatik, tidak bergitu gamblang
menyebut diri didiami oleh Roh Kudus (Ams. 7:14; Yer. 31::33; Hos. 9:7), namun
ada juga yang nabi-nabi yang sungguh-sungguh menyadari peranan dan pengaruh Roh Kudus, karya Roh
Kudus dipandang tinggi bobotnya dalam wujud moral, sedangkan kemungkinan
bergerak secara spontan dalam hal-hal rohani, kebebasan melampauhi kebiasaan
diakui.
4.
Pekerjaan
Roh Allah dalam menghasilkan kehidupan bermoral
Bagi
pemazmur kehadiran Roh Kudus berarti kehancuran roh manusia dan penyesalan,
hati yang bersih, setia dan bahagia. Dalam Mazmur139:7 Roh allah disamakan
dengan kehadiranNya dan keduanya tak dapat dihindari. Peendekatan dan kuasa
Allah membuat pemazmur menaikan permohonan supaya hati nuraninya diselidiki dan
ia dipimpin di jalan kekal (ayat 23.24).
5.
Pekerjaan
Roh dalam menubuatkan Mesias
Pemazmur mencatat
kehadiran Roh pada zamannyadan beberapa penafsir menganggap itu puncak penyataan
Roh dalam Perjanjian Lama. Tetapi nabi juga merujuk pada pekerjaan Roh pada
masa datang dan tentang itu ada dua macam. Pertama, nubuat bahwa roh akan
mendiami tokoh mesianis (Yes 11:2-9; 42:1-4; 61:1). Kedua, nubuat tentang
kegiatan Roh dalam umat perjanjian Allah umumnya (Yeh 36:26, 27; Yoel 2:28).[10]
BAB III
IMPLIKASI PRAKTIS BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
Dalam bagian
ini kelompok akan menguraikan empat bagian penting, antara lain:
A. roh dan Roh Allah
Roh atau pikiran kita akan
merefleksikan apa yang telah menjadi fakta, misalnya kita lapar dan
menginginkan makanan, kita melihat pisang di dapur; keinginan ”roh” kita
diterjemahkan ke dalam tindakan, kita mengambil pisang itu lalu mengupasnya dan
memakannya. Contoh yang sederhana ini menunjukan mengapa kata Ibrani untuk ”roh”
mempunyai dua arti, yaitu nafas atau pikiran dan tenaga. Roh kita, adalah inti
kehidupan kita.[11]
Dalam skala yang lebih besar, Roh Allah mempunyai pengertian yang sama; yaitu
suatu kuasa yang menunjukan tenagaNya, watakNya dan tujuanNya. Pikiran Allah
adalah apa yang akan dilaksanakannya; ”Sesungguhnya
seperti yang Kumaksud, demikianlah yang terjadi, dan seperti yang Kurancang,
demikianlah akan terlaksana” (Yes. 14:24).
B. Kekuatan Roh Allah
Roh Allah tidak hanya mengacu kepada
pikiran atau watakNya, tapi juga kepada tenaga yang Dia gunakan untuk
mengekspresikan apa yang Dia pikirkan. Adalah suatu yang diharapkan bahwa
firman dari rohNya bukan hanya menyatakan apa yang Dia pikirkan, tapi juga
menyatakan suatu kekuatan yang terdapat dalam firman tersebut. Pengertian
yang benar tentang kekuatan itu akan membuat kita jadi berhasrat untuk
menggunakannya. Perasaan rendah diri untuk melakukan hal tersebut dapat diatasi
dengan pengetahuan kita, ketaatan kepada firman Allah akan
memberikan kekuatan untuk mengatasi masalah sekecil apapun dalam hidup ini
sambil menentikan penyelamatan.”Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh
nafas dari mulutNya segala tentaraNya.” (Mzm. 33:6). Oleh karena itu Roh Allah
dijelaskan sebagai:
- NafasNya
- FirmanNya
- TanganNya
TenagaNya Ia menyebabkan segala
sesuatu ada. Demikian juga orang-orang percaya yang lahir kembali adalah atas
kehendakNya (Yoh. 3:3-5). KehendakNya dilaksanakan oleh Roh. Berbicara tentang
seluruh penciptaan, kita membaca, ”Apabila Engkau mengirimkan RohMu, mereka
tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi” (Mzm. 104:30). Roh atau tenaga
inilah yang menjadi penopang bagi segala sesuatu, sebagaimana hal-hal tersebut
diciptakan. Mudah sekali untuk membayangkan bagaimana jadinya kehidupan yang
tragis ini dan yang penuh dengan sandungan, tanpa campur tangan Roh Allah. Sebagai
contoh Ayub, yang menjadi letih atas apa yang dia alami, telah diperingatkan
oleh seorang nabi:”Jikalau Ia menarik kembali RohNya, dan mengembalikan
NafasNya kepadaNya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan
kembalilah manusia kepada debu” (Ayub 34:14,15). Ketika berusaha keluar dari
keadaan yang tertekan, Daud memohon kepada Allah untuk terus mendukungnya
melalui Roh untuk melindunginya (Mzm. 51:12).
Daud mengetahui bahwa melalui RohNya
atau tenagaNya, Dia mampu mengetahui setiap sudut dari pikirannya dan apa yang
dipikirkannya. Maka pengertian dari bahwa Dia selalu berada dimana saja,
walaupun Dia berada di surga, adalah RohNya yang melakukan hal itu (Mzm.
139:2,7,9,10). Pengertian yang tepat dari hal ini adalah bahwa Allah menyatakan
diriNya kepada kita sebagai suatu tenaga aktif yang sangat kuat. Kita
dikelilingi oleh roh, yang terus menerus memberikan kesaksian dari setiap
tindakannya tentang Allah kepada kita. Daud mendapatkan semangat dari semua
ini, yang tentu saja sangat membingungkannya: ”Terlalau ajaib bagiku
pengetahuan itu, terlalau tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (Mzm. 139:6).
Tanggung jawab harus disertai dengan pengetahuan yang cukup; kita harus mengakui
bahwa setiap apa yang kita pikirkan dan lakukan, diketahui oleh Allah. Selagi
kita mengoreksi diri kita apakah kita layak dihadapanNya, khususnya sebelum
pembaptisan, kita perlu memikirkan hal ini: menerapkan firman Allah yang mulia
yang disampaikanNya kepada Yeremia: ”Sekiranya ada seseorang menyembunyikan
diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? Demikianlah
firman Tuhan. Tidaklah Aku memenuhi langit dan bumi? Demikianlah firman Tuhan”
(Yer. 23:24).
Kita telah melihat bahwa konsep
tentang Roh Allah sangat luas untuk dipahami; tentang pikiran dan watakNya, dan
juga tenaga yang Dia gunakan untuk melaksanakan apa yang ada di dalam
pikiranNya. ”Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri
demikianlah ia” (Ams. 23:7); begitu juga dengan Allah di dalam pikiranNya.
Dalam pengertian ini, yang dimaksud adalah RohNya (Yoh. 4:24). Meskipun begitu,
hal ini tidak mengartikan bahwa Allah bukan suatu pribadi. Untuk membantu anda
memahami pengertian tentang Roh Allah yang luas, kadang-kadang kami akan
menyebutnya ”Roh KudusNya.” Kata ”Roh Kudus” banyak sekali ditemukan di dalam
Perjanjian Baru, di dalam terjemahan Versi Autorisasi (AV), kata ”Roh Kudus”
sering kali digunakan, tapi seharusnya kata itu diterjemahkan sebagai ”suatu
roh kudus”, dalam Alkitab terjemahan modern terjemahannya lebih jelas. Sepadan
dengan yang tercatat di dalam Perjanjian Lama,”Roh dari Allah”, atau ”Roh dari
Tuhan”. Dengan jelas diterangkan dalam Kisah para Rasul 2 bahwa Aku akan
mencurahkan RohKu (Allah) (Kis. 2:17). Juga di Lukas 4:1 menceritakan Yesus
”yang penuh dengan roh kudus”, kembali dari sungai yordan; kemudian dalam pasal
yang sama Yesus mengatakan ”Roh Tuhan ada padaku” yang menjadi penggenapan dari
Yesaya 61. Dalam kedua contoh ini (masih banyak lagi yang lain) arti kata Roh
Kudus sama dengan yang ada di Perjanjian Lama ”Roh dari Allah”.
BAB IV
PENUTUP
Pada bagian
akhir makalah ini, kelompok menyumpulkan dalam dua
Bagian
antara lain: kesimpulan dan saran.
KESIMPULAN
Roh yang telah diberikan kepada kita
dan seluruh ciptaan, adalah roh yang menopang kehidupan kita. Kita mempunyai
”nafas dari roh kehidupan” di dalam diri kita (Kej. 7:22) yang diberikan Allah
pada waktu manusia diciptakan (Mzm. 104:30; Kej. 2:7). Hal ini membuat Dia menjadi
”Allah dari roh segala makhluk” (Bil. 27:16, Ibr. 12:9). Karena Allah sebagai
sumber kehidupan yang menopang segala makhluk, maka RohNya berada dimana saja.
Dalam masa
berbeda sewaktu Dia berurusan dengan manusia, Allah telah menggunakan
kekuatannya (Roh Kudus) untuk diutus kepada manusia. Dan selalu ada tujuan yang
spesifik, sewaktu Roh Kudus diutus. Bukan seperti “cek kosong” yang dapat diisi
semaunya untuk mengabulkan apa saja yang diminta oleh manusia. Dan jika
tujuannya telah tercapai, maka karunia Roh Kudus akan berakhir. Kita harus
ingat bahwa Roh Allah bertindak selaras dengan tujuanNya. Di dalam tujuanNya
Dia selalu mengijinkan akan adanya penderitaan di dalam kehidupan manusia dalam
jangka pendek dengan tujuan untuk membimbing mereka kepada tujuan jangka
panjangNya.
Saran
Bebarapa hal
yang dapat kita lakukan dalam hidup kita Kuasa Roh Kudus, antara lain:
1.
Percaya, menerima dan menghargai Roh Kudus sebagi
Allah kita
2.
Menjaga kekudusan hidup sebagi tempat kediaman Roh
Kudus
3.
Menjaga persekutuan yang erat dengan Allah Tritunggal.
4.
Soli Deo Gloria.
Daftar Pustaka
Buku
________
2011 Alkitab Edisi Study Lembaga
Alkitan Indonesia, Jakarta Indonesia,
Abineno, J.L
Ch.
1982 Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya BPK:Gunung Mulia,
Bailey, Brian J.
2005 Roh Kudus sang penghibur, Voice Of Hope Bapindo Plaza Mandiri Tower Jakarta Barat
Brill, J.Wesley
Dasar
ang teguh, Bandung:
Kalam Hidup
Douglas, J.D
1997 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF
Lang, J. Stephen
2002 101 hal yang ingin anda ketahui tentang Roh Kudus Yayasan Pekabaran
Injil Imanuel
Software
Sabda, Roh
Allah (Software, Sabda OLB, Versi Indonesia, versi 3.00)
Internet
[1] J. Stephen Lang, 101 hal yang ingin anda ketahui tentang Roh
Kudus (Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, 2002), hlm. 83-84
[2] ________ Alkitab Edisi Study (Lembaga Alkitan
Indonesia, Jakarta Indonesia, 2011), hal 34
[3] Sabda, Roh Allah (Software,
Sabda OLB, Versi Indonesia, versi 3.00)
[5] J.D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II,
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1997), hlm 316-318
[6]
Ibid.
[7] J. Stephen Lang, 101 hal yang ingin anda ketahui tentang Roh
Kudus (Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, 2002), hlm. 83-84
[8] J.L Ch. Abineno, Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya (BPK:Gunung
Mulia, 1982), hlm. 15
[9] Brian J.Bailey. Roh
Kudus sang penghibur, Voice Of Hope (Bapindo
Plaza Mandiri Tower Jakarta Barat 2005).
[10] Ensikopedi Alkitab Masa Kini jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, 1997), hlm 319
Tidak ada komentar:
Posting Komentar